7 miliar manusia telah hidup di Bumi ini. Ada 7 miliar mulut yang harus diberi makan setiap harinya, dan jumlah itu semakin bertambah setiap harinya. Menurut data BPS, di Indonesia sendiri ada 270 juta jiwa. Selain jumlah makanan, kebutuhan lahan untuk dijadikan pemukiman juga terus bertambah. Tidak jarang kita lihat banyak lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi tempat tinggal. Lalu bagaimana caranya agar kita bisa memenuhi kebutuhan pangan yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, sedangkan disaat yang bersamaan lahan yang digunakan untuk kita menghasilkan tanaman pangan selalu berkurang? Jika kita melihat kondisi saat ini saja, dengan jumlah lahan pertanian yang saat ini tersedia, masih terjadi kekurangan pasokan bahan pangan. Hidroponik dapat menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia di masa depan.
Pernahkan anda membayangkan, ketika jumlah penduduk di Indonesia telah mencapai titik tertentu sehingga menyebabkan luas lahan pertanian yang tersedia sangat sedikit, bahkan tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan penduduknya? Lalu bagaimana kita akan memperoleh makanan kita? Anda boleh saja bilang “Kan bisa impor“, impor memang bisa menjadi jalan, namun impor sendiri memiliki resiko lain, dan juga tidak ada yang tahu nilai tukar uang dimasa depan. Selain itu juga, masa iya mau impor terus.
Budidaya menggunakan sistem konvensional (menggunakan media tanah) membutuhkan lahan yang luas, dan juga air yang banyak. Penggunaan pupuk kimia yang digunakan selama proses budidaya tanaman juga justru akan memberi dampak buruk bagi tanah itu sendiri dalam jangka panjang. Selain itu, hal lain yang harus diingat adalah keberadaan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang senantiasa menghantui petani.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah penduduk selalu bertambah. Pertambahan jumlah penduduk tentunya juga dibarengi dengan peningkatan jumlah tempat tinggal yang dibutuhkan. Pertumbuhan penduduk pada akhirnya akan menyebabkan banyaknya lahan pertanian yang dialihfungsikan untuk menjadi pemukiman. Saat ini salah satu masalah yang dihadapi di bidang pertanian adalah minimnya minat generasi muda untuk menjadi petani. Di masa depan, jika kita terus menggunakan sistem pertanian konvensional, maka yang akan menjadi masalah adalah minimnya lahan yang tersedia untuk melakukan budidaya tanaman.
Melihat kondisi tersebut, maka kita harus mulai beralih dari sistem pertanian konvensional ke sistem pertanian hidroponik. Berkebalikan dengan sistem pertanian konvensional, sistem hidroponik tidak menuntut pengunaan lahan yang luas, dan juga jika berbicara penggunaan air, sistem hidroponik jauh lebih efektif dan efisien.
Manfaat Sistem Hidroponik
Penerapan sistem hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas seperti sistem konvensional, dalam penerapannya sistem hidroponik dapat dilakukan di pekarangan rumah, bahkan juga bisa digunakan untuk memenuhi ruang kosong yang ada di sekitar rumah kita. Selain mampu memaksimalkan ruang kosong, hasil panen tanaman hidroponik juga lebih baik dari tanaman konvensional.
Dengan menggunakan sistem hidroponik, kita juga tidak perlu repot untuk menyiram tanaman, karena tanaman sudah mendapatkan kebutuhan nutrisi dari air yang kita berikan, jadi bagi anda yang sibuk bekerja, tidak perlu khawatir tanaman akan mati, yang anda perlu lakukan hanya menambahkan air beberapa hari sekali, karena air akan berkurang karena diserap tanaman, dan juga karena penguapan.
Peran Hidroponik Di Masa Depan
Mari bayangkan jika setiap rumah di Indonesia menerapkan sistem hidroponik ini, setidaknya untuk satu jenis tanaman saja, walaupun kecil, tapi hal itu dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan kita, atau setidaknya dapat mengurangi pengeluaran kita. Salah satu dampak dari bertambahnya jumlah penduduk adalah banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi daerah pemukiman, yang mengakibatkan lahan pertanian tersisa sedikit saja. Jika setiap rumah mau, dan juga mampu untuk menerapkan sistem hidroponik, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka saja, itu akan berpengaruh untuk mengurangi beban yang diberikan kepada lahan pertanian yang sudah sedikit itu.
Beralih ke skala yang lebih besar. Pertumbuhan penduduk akan membutuhkan daerah pemukiman yang tentu lebih banyak. Ada baiknya jika di setiap daerah pemukiman juga dberikan tempat untuk melakukan budidaya tanaman secara hidroponik. Adapun tempat untuk melakukan budidaya tanaman secara hidroponik itu dapat berupa greenhouse. Untuk ukuran dan jumlah greenhouse itu sendiri bisa disesuaikan dengan kebutuhan pemukiman itu. Jadi bisa dibilang, setiap daerah pemukiman pada dasarnya akan mandiri dalam hal kebutuhan pangan.
Selain memenuhi kebutuhan pangan, adanya greenhouse ini juga bisa menjadi lapangan pekerjaan baru untuk petani – petani yang sawahnya dialih fungsikan menjadi daerah pemukiman. Adanya greenhouse akan membantu mengatasi masalah perubahan iklim yang terjadi, dimana cuaca menjadi faktor penting dalam hal budidaya tanaman. Dengan adanya greenhouse di tengah – tengah pemukiman juga akan mempersingkat rantai distribusi bahan pangan. Makanan yang setiap hari kita makan, sebelum akhirnya sampai pada piring kita, mereka telah melalui perjalanan yang panjang.
Mulai dari petani, ke tengkulak, ke pengepul, lalu ke pasar, ke pengecer, dan baru akhirnya sampai ke piring kita. Perjalanan yang panjang itu pertama, dapat mengakibatkan harga bahan pangan yang meningkat. Dan yang kedua, dapat mempengaruhi kesegaran dari bahan pangan itu sendiri. Dengan adanya greenhouse yang berdiri ditengah – tengah daerah pemukiman, tentunya hal tersebut akan memotong rantai distribusi yang panjang itu. Bahan pangan yang telah dipanen tidak harus melewati perjalanan beberapa jam atau mungkin hari. Penduduk sekitar bisa langsung datang ke greenhouse dan membeli langsung di situ juga, sehingga kesegarannya dapat terjaga, dan harganya juga bisa lebih murah.
Penggunaan sistem hidroponik dan greenhouse akan menyingkirkan pemikiran – pemikiran seperti “bertani itu kotor”, “jadi petani hidupnya di desa”, dan segala macamnya. Dengan menggunakan sistem hidroponik, maka kita tidak lagi harus bermain dengan lumpur dalam proses budidaya tanaman. Lalu seperti yang disebutkan sebelumnya, greenhouse yang digunakan untuk budidaya secara hidroponik juga ada di daerah pemukiman. Bayangkan saja anda tinggal di perumahan yang memiliki greenhouse. Jadi dengan menerapkan sistem hidroponik dan juga greenhouse ini diharapkan juga dapat meningkatkan minat masyarakat, terutama generasi milenial untuk terjun ke bidang pertanian. Jadi ketika seluruh rancangan ini berhasil diaplikasikan, sistem hidroponik akan membantu untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa depan.
Tanaman Yang Bisa Dibudidayakan
Ada banyak jenis tanaman yang bisa dibudidayakan dengan menggunakan sistem hidroponik seperti cabai, tomat, sawi, selada, pakcoy, kangkung. Tidak lupa juga buah – buahan seperti melon, semangka, dan stroberi. Masih ada banyak tanaman yang bisa dibudidayakan dengan menggunakan sistem hidroponik selain tanaman – tanaman sebelumnya. Bahkan padi juga bisa dibudidayakan dengan menggunakan sistem hidroponik
Untuk sistem hidroponik yang bisa digunakan yaitu sistem NFT, DFT, rakit apung, fertigasi, sistem Wick, dan masih banyak lagi. NFT dan DFT merupakan sistem hidroponik yang paling sering digunakan untuk melakukan budidaya tanaman secara hidroponik. Dikarenakan pembuatan sistemnya tidak terlalu sulit, perawatan yang relatif mudah, serta bisa digunakan untuk banyak jenis tanaman. Rakit apung, fertigasi, dan sistem Wick juga cocok digunakan untuk tanaman sayur dan buah.