Perbedaan NFT dan DFT, Mana Yang Lebih Baik?

Urban farming. Teknik budidaya tanaman secara minimalis ini makin digandrungi banyak orang. Terlebih selama pandemi orang memiliki banyak waktu di rumah. Yang membuatnya menarik, karena urban farming ini di lahan sempit pun jadi.

“Pada saat pandemi inilah masyarakat lebih giat melakukan urban farming dikarenakan memiliki waktu lebih untuk merawat berbagai jenis tanaman,” kata Ayuni Kusumawati, mahasiswi Universitas Brawijaya yang sedang melakukan riset tentang urban farming. Sebelumnya pelaksanaan urban farming belum maksimal,” lanjutnya, detik.com 11/8/21.

Dari sekian banyak cara melakukan budidaya melakukan urban farming, hidroponik merupakan cara yang paling sering dipakai. Selain dapat diterapkan di lahan sempit, teknik hidroponik juga tidak rumit, irit tenaga, dan hemat biaya. Tanaman yang bisa dibudidayakan juga tidak berbeda dengan budidaya tanaman menggunakan tanah.

Terdapat banyak sistem hidroponik yang bisa digunakan untuk budidaya di lahan sempit. Kali ini kita akan membahas perbedaan sistem hidroponik NFT dan DFT.

1. Sistem Hidroponik NFT

Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) merupakan sistem hidroponik yang memanfaatkan kemiringan untuk mengalirkan air ke seluruh tanaman. Sistem ini terbilang mudah cara pembuatannya karena hanya membutuhkan beberapa talang air, pipa, pompa aquarium, bak air  berukuran besar, dan beberapa bahan lain yang mudah dijumpai di toko material.

Air yang dialirkan dalam sistem ini tidaklah banyak, jika diukur hanya setinggi 3 mm, atau setebal lapisan film, itulah sebabnya diberi nama NFT. Jadi akar tanaman tidak terendam  oleh air, hanya sebatas dialiri saja. Air tersebut tentunya sudah mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan adanya aliran air yang tipis ini, tanaman akan dapat tumbuh dengan seragam, karena air juga tersebar secara merata di talang air.

Air nutrisi dialiri dari ember besar menggunakan pompa aquarium, kekuatannya disesuaikan dengan jumlah talang air yang akan digunakan. Untuk kemiringan talang air, sekitar  2 -5 derajat. Air akan mengalir kembali ke ember, dan setelah itu kembali naik ke talang air, begitulah cara kerjanya.

Lalu apa saja kelebihan dalam menggunakan sistem NFT ?

  1. Pertumbuhan tanaman lebih cepat karena akar tanaman langsung menyentuh nutrisi.
  2. Kebutuhan air terpenuhi dengan baik.
  3. Tanaman mendapatkan nutrisi secara terus menerus.
  4. Resiko pengendapan kotoran rendah karena talang air sudah miring.
  5. Mudah mengontrol nutrisi yang diberikan.
  6. Tanaman tumbuh lebih seragam.

Apakah ada kekurangan dalam menggunakan sistem NFT? Tentu ada

  1. Karena air dialirkan menggunakan bantuan pompa, maka bergantung kepada listrik.
  2. Jika ada tanaman yang terkena penyakit, besar kemungkinan tanaman lain juga terkena penyakit.

Kurang lebih itulah kelebihan dan kekurangan sistem NFT. Bagi anda yang ingin menanam tomat, cabai, selada, atau mungkin buah – buahan dan tanaman obat lain, sistem NFT bisa dijadikan pilihan.

2. Sistem Hidroponik DFT

Hidroponik DFT (Deep Flow Technique). Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara NFT dan DFT. Jika pada sistem NFT menggunakan aliran air yang tipis, maka dalam DFT kedalaman air berkisar 4 – 6 cm. Dan biasanya sistem menggunakan pipa ukuran 4 inci, dan tidak dibuat miring seperti NFT.

Sistem DFT juga menggunakan bantuan pompa air untuk mengaliri air nutrisinya. Agar kedalaman air bisa mencapai 4 – 6 cm, sambungan pipa harus lebih kecil dari diameter pipa, agar air bisa menggenang di dalam pipa. Kebutuhan air dan nutrisi tanaman juga tentunya akan terpenuhi.

Apa saja kelebihan menggunakann sistem DFT?

  1. Tidak selalu membutuhkan listrik. Jika listrik padam, tidak perlu khawatir, karena masih terdapat genangan air yang dapat memberi nutrisi pada tanaman.
  2. Lebih hemat listrik, karena pompa tidak harus selalu dinyalakan.
  3. Cocok untuk berbagai jenis tanaman.
  4. Kebutuhan nutrisi dan tanaman terpenuhi dengan baik.

Kerugian sistem DFT

  1. Adanya resiko pembusukan akar. Karena akar selalu terendam dalam air, maka akar bisa busuk.
  2. Biaya pembuatan sistem DFT cenderung mahal.
  3. Membutuhkan lebih banyak air nutrisi.
  4. Perawatan relatif sulit. Kotoran bisa mengendap di dalam pipa, dan harus dibongkar untuk membersihkannya.

 

 

 

Related Posts

Membedah Sistem Pertanian Modern ID Food

Precision Farming. Dilansir dari Antaranews, Precision Farming merupakan sistem pertanian modern yang akan menjadi fokus dari ID Food. Lalu apa sebenarnya Precision Farming itu? Apa yang membuatnya lebih baik dari…

  • Farming
  • November 28, 2021
  • 194 views
Kenapa Jumlah Petani Muda Indonesia Masih Sedikit?

Kotor dan tidak bergengsi. Dua kata tersebut sering muncul di benak anak – anak muda saat ini. Dua hal itu juga yang menyebabkan jumlah petani muda di Indonesia sangat sedikit.…

Agribisnis

ID Food, Komitmen Pemerintah Untuk Meraih Ketahanan Pangan

  • January 17, 2022
ID Food, Komitmen Pemerintah Untuk Meraih Ketahanan Pangan

Hidroponik Untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan di Masa Depan

  • November 5, 2021
Hidroponik Untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan di Masa Depan

Kanzler, Pelopor Sosis Halal Premium Indonesia

  • October 17, 2021
Kanzler, Pelopor Sosis Halal Premium Indonesia

Importir Buah Segar dan Berkualitas PT Mulia Raya Agrijaya

  • October 14, 2021
Importir Buah Segar dan Berkualitas PT Mulia Raya Agrijaya

Quark, Snack Rendah Kalori Cocok Untuk Diet

  • October 11, 2021
Quark, Snack Rendah Kalori Cocok Untuk Diet

Impor Kedelai dan Bahan Pangan PT Total Harvest Cemerlang

  • October 9, 2021
Impor Kedelai dan Bahan Pangan PT Total Harvest Cemerlang